Daging ayam, sapi, atau burung bisa menjadi sumber protein hewani yang cukup umum dan umum dikonsumsi. Namun, ada sumber protein alternatif yang tak kalah bermanfaat yaitu ulat sagu. Ulat sagu merupakan larva kumbang kelapa merah (Rhynchophorus ferrugenesis).
Memang kumbang ini membuat pucuk pohon sagu yang tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dalam proses pengolahan sagu.
Bagi masyarakat Papua dan Maluku, ulat sagu merupakan sumber protein yang biasa dikonsumsi mentah atau diolah menjadi makanan khas daerah. Karena popularitasnya yang semakin meningkat, ulat sagu juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.
Kandungan dan manfaat ulat sagu bagi manusia
Sampai saat ini pemanfaatan ulat sagu terutama digunakan sebagai pengganti pakan ternak atau sebagai umpan memancing. Penelitian pendahuluan bahkan menunjukkan bahwa ulat bulu ini bisa dijadikan sebagai lauk yang bergizi dan bebas kolesterol.
Selama ini belum banyak penelitian yang meneliti manfaat ulat sagu bagi kesehatan manusia. Namun beberapa majalah mencantumkan manfaat ulat sagu sebagai berikut:
Mengobati Malaria
Ulat sagu yang dibuat menjadi tepung merupakan sumber makanan berprotein. Ketika protein ini berinteraksi dengan artemisinin (zat yang ditemukan pada tanaman tertentu), protein ini menunjukkan kekebalan terhadap parasit malaria pada fase aseksual.
Selain itu, kombinasi protein dan artemisinin juga memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas penularan siklus malaria. Dengan kata lain, sagumade dapat digunakan dalam kombinasi dengan bahan lain sebagai pengobatan alternatif untuk malaria, tetapi klaim ini perlu penyelidikan lebih lanjut.
Penuhi kebutuhan nutrisi anak
Di daerah yang sulit mendapatkan sumber protein lain, ulat sagu dapat digunakan sebagai protein alternatif dengan nilai gizi tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang makan ulat sagu dapat tumbuh tinggi dan tidak kekurangan gizi selama masa pertumbuhannya.
Bagaimana cara mengolah ulat sagu?
Anda mungkin pernah melihat orang Papua atau Maluku memakan ulat sagu mentah-mentah. Artinya, mereka mengambil ulat sagu dari pohon sagu lalu memakannya begitu saja.
Nah, bagi Anda yang ingin mengonsumsi sumber protein ini lebih ramah, Anda bisa mengolahnya seperti memasak masakan lainnya. Ada banyak sekali jenis masakan berbahan ulat sagu mulai dari serenundeng parut hingga ulat sagu goreng.
Untuk anak-anak, ulat sagu bisa dibuat menjadi campuran nasi uduk, skotel dan bakpao. Selain itu, ulat sagu juga bisa diolah menjadi sandwich, tahu isi, bola ubi, kroket, panda dan lemper.