Dalam mengasuh anak kita harus membedakannya dengan mengajar. Pendidikan bukan sekedar menceritakan atau mentransfer ilmu dari kepala kita ke kepala anak. Jika ini disebut mengajar. Membesarkan anak adalah mengeluarkan potensi anak, seperti seseorang yang menyalakan api, bukan seperti seseorang yang mengisi keranjang kosong.
Karena setiap manusia memiliki potensi plus dan minus, tentunya kita harus mengkaji potensi positif dan kemampuan mengendalikan potensi negatif. Misalnya ada anak yang tidak termotivasi untuk berbuat baik, misalnya malas belajar atau terlalu egois. Kita harus membebaskan keinginannya untuk belajar dan berbagi.
Atau ada anak lain yang sebenarnya sudah memiliki keinginan untuk kebaikan, namun sayangnya kemampuan mereka untuk melawan energi negatif rendah sehingga menyebabkan keinginan tersebut gagal.
Apa yang perlu kita lakukan untuk melepaskan potensi positif itu? Apa yang harus kita lakukan untuk memunculkan kemampuan anak melawan hal-hal negatif?
Mengingat tahapan penting dalam pendidikan, kita perlu melakukan hal berikut:
Menjadi contoh baik
Kita harus menyadari apa yang dimaksud dengan perilaku baik dan buruk dengan mengajarkan nilai-nilai, memfasilitasi pertunjukan dan ceramah, memberi contoh atau menjadi panutan bagi mereka. Orang melakukan sesuatu bukan karena mereka tahu, tetapi karena mereka tahu.
Membiasakan anak menjadi disiplin
Kami memilih berdasarkan kebutuhan kami dan keadaan apa yang harus kami biasakan. Tetapkan skala prioritas, tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu kecil. Metode tersebut melibatkan disiplin atau bentuk pembiasaan lainnya.
Evaluasi
Jangan berharap anak-anak sempurna menurut versi kami. Ini bahkan tidak bagus. Biarkan anak melanjutkan trial and error-nya. Tetapi berikan evaluasi yang konstruktif dengan menyatakan apa yang salah dan seberapa baik.
Bisa mengambil keputusan
Jika hasil yang diinginkan masih gagal, orang tua dapat menawarkan anak kesempatan untuk menjelaskan konsekuensi, risiko, atau sanksi. Anak juga akan terlatih untuk mengambil keputusan yang baik untuk mereka.
Membangun konsep diri
Agar anak dapat berbuat baik, anak harus memiliki citra diri yang baik dan kuat. Ini yang perlu kita bantu.
Caranya adalah dengan menunjukkan kepada anak bahwa ia mampu, kemudian memotivasinya dan menjauhkannya dari sikap dan perlakuan kita yang merendahkan atau merusak citra dirinya.
Akan menjadi semakin sulit untuk membuat anak-anak yang kita anggap nakal menjadi kurang nakal. Ini ada hubungannya dengan citra diri itu.
Ini semua adalah tahapan penting dalam mengasuh anak. Tentu saja, di dunia nyata prosesnya tentu tidak linier, tidak sesederhana memutar tangan, dan tidak mulus.
Apapun prosesnya, acuan kita dalam pendidikan adalah mengeluarkan potensinya melalui pelatihan dan pengarahan, bukan untuk menghalangi anak atau memaksakan ego kita.