Bahaya Karbon Disulfida Serta Cara Mengatasinya


Karbon disulfida (CS2) adalah cairan tidak berwarna dengan bau aromatik yang manis, seperti kloroform. Senyawa ini tergolong mudah menguap dan mudah ditemukan terutama di kawasan industri. Apa Risiko Kesehatan dari Karbon Disulfida? Siapa kelompok yang paling rentan? Apakah ada gunanya? Simak penjelasan berikut ini.

Siapa yang rentan terhadap paparan karbon disulfida?

Dikutip oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, karbon disulfida paling umum digunakan dalam produksi bahan viscose (rayon) dan cellophane (cellophane). Karbon disulfida juga ditemukan dalam pemrosesan minyak dan gas, serta dalam industri kimia dan ban.

Meski tidak sebesar di sektor industri, pekerja di sektor pertanian dan perkebunan juga berisiko terpapar bahan kimia karbon disulfida.
Hal ini karena senyawa tersebut juga dihasilkan secara alami oleh mikroorganisme tanah, sedimen (batuan), vegetasi, kebakaran hutan dan rumput, serta gunung berapi.
WHO menyatakan bahwa paparan karbon disulfida yang paling umum adalah melalui udara (pencemaran udara dari limbah pabrik). Namun, kemungkinan paparan kulit juga dimungkinkan.

Cara mengatasi paparan karbon disulfida

Keracunan oleh senyawa kimia tertentu merupakan jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi pada pekerja pabrik.

Pekerja di kawasan industri sangat rentan terhadap paparan bahaya karbon disulfida. Untuk menghindari hal tersebut, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan peraturan perusahaan untuk kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat meminimalkan risiko pajanan.

Ahli juga memberikan rekomendasi pertolongan pertama pada paparan senyawa berbahaya seperti karbon disulfida. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai pertolongan pertama keracunan bahan kimia, seperti paparan karbon disulfida:

Jika terkena mata, bilas mata dengan air bersih dan segera dapatkan bantuan medis. Jangan menggosok mata atau menutup kelopak mata dengan erat.

Jika terkena kulit, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci area tubuh yang terbuka dengan air mengalir dan sabun setidaknya selama 15 menit. Segera temui dokter jika kulitnya merah atau melepuh.

Jika udara sekitar terkena karbon disulfida, keluar dari ruangan dan cari area terbuka dengan udara segar. Paparan melalui saluran pencernaan (tidak sengaja tertelan) dapat menyebabkan kejang atau kehilangan kesadaran. Jika ini terjadi, jangan makan apa pun dan segera hubungi dokter Anda untuk mendapatkan bantuan medis.

Sejauh ini, beberapa penelitian telah melaporkan penggunaan karbon disulfida sebagai pelarut untuk lipid, belerang, karet, fosfor, minyak, resin, dan lilin. Senyawa kimia ini bukanlah hal baru di dunia industri.

Anda yang bekerja di sektor-sektor tersebut di atas mungkin perlu kewaspadaan ekstra agar bahaya karbon disulfida dapat dikurangi. Selalu patuhi aturan K3 terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja.